Kamis, 08 September 2011

Sharing Tentang Marketing Ala Joger Bali

Thanx untuk mas Joko yang sudah menuliskan 2 teknik marketing, dimana menurut saya 2 teknik ini cukup menarik dan bisa dicoba. Anda bisa membaca lebih lanjut tulisan Mas Joko : “Teknik Marketing Ala Gambar Porno dan Joger Bali

Tulisan dari Mas Joko membawa saya flashback ke masa lalu. Itu kenapa saya ingin berbagi sedikit cerita tentang Marketing Ala Joger Bali yang pernah diajarkan oleh upline yang sekaligus menjadi mentor saya ketika masih aktif menjalankan network marketing (MLM).

Kalau Anda sering membaca tulisan di blog ini dan heran kenapa setiap ada ulasan soal marketing biasanya saya singgung sedikit pengalaman dengan MLM. Itu tidak lain karena di MLM-lah saya pertama kali mengenal dan belajar tentang konsep marketing, meski sifatnya sederhana, aplikatif, dan tidak sekompleks marketing di level company.


Marketing Ala Joger Bali

Marketing Ala Joger Bali
Inti dari marketing ala Joger Bali adalah bagaimana kita tetap melayani pelanggan dengan baik, entah mereka pada akhirnya belanja ataupun hanya sekedar melihat-lihat saja.

Pada saat itu saya aktif-aktifnya presentasi, baik itu penawaran bisnis ataupun produk yang dipasarkan oleh MLM dimana saya join. Ngga cuma aktif presentasi, tapi juga aktif ditolak bahkan dicounter dengan argumen-argumen yang bikin panas dan pengen nabok prospek yang saya presentasi.
Karena masih awal-awal join, belum selesai baca buku “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain”, belum juga membaca buku “Skill With People”, belum tahu bagaimana mestinya bersikap, akhirnya yang ada saya berdebat habis-habisan dengan prospek.

Teknik yang sangat salah. Memang pada akhirnya saya bisa memenangkan perdebatan, tapi efeknya ngga ada prospek yang join. Pun belakangan hari ada juga kasus prospek yang kalah debat dengan saya dulunya akhirnya join, tapi bukan dengan saya melainkan dengan orang lain. Apa ngga nyesek coba?

Kehilangan Pelanggan

Kehilangan Pelanggan
Kemudian saya pun berkonsultasi, rutinitas yang mesti dilakoni kalau mau sukses karena ada di dalam Check Sheet Leader. Saya mengadukan semua permasalahan itu kepada upline, dan jawabannya singkat…
“YANG PENTING SIKAP !!!”
Yap sikap. Upline mengajari saya untuk tetap bersikap ramah, memberikan penjelasan tanpa memaksa, dan tidak perlu berdebat apalagi emosi ketika dicounter oleh prospek.

Apapun respon prospek, bagaimana pun cara mereka memberikan penolakan, utamakan sikap seolah-olah kita sedang melayani pelanggan lama yang loyal dan royal. “Ini hanya masalah momen saja.” begitu kata upline saya.

Mungkin mereka tidak join sekarang karena belum merasa butuh. Secara logika, orang kalau tidak butuh meski ditawarkan dengan keuntungan sebesar apapun ya ngga akan klik. Sebaliknya, kalau butuh mereka pasti akan mencari dengan sendirinya. So, tugas utama kita hanyalah memberikan pengetahuan dan edukasi yang tepat. Selebihnya biarkan mereka memilih.

Keuntungan Dari Menjaga Sikap dan Memberi Pelayanan Maksimal

Yang Penting Sikap
Yang Penting Sikap
Tidak pernah rugi ketika kita senantiasa memberikan pelayanan yang baik dengan maksimal. Mungkin saja skenario terburuk terjadi. Orang yang Anda layani tidak pernah membeli produk Anda. Tapi ingat, DIA PUNYA TEMAN.

Mungkin dia tidak butuh, tapi kita tidak pernah tahu barangkali justru temannya lah yang membutuhkan produk yang kita jual. Saat si teman ini bercerita kepada prospek bahwa dia membutuhkan produk (yang kebetulan kita jual), boleh jadi karena pelayanan kita yang baik dan mengesankan akhirnya si prospek merekomendasikan kita kepada si teman.

Bayangkan kalau pelayanan kita buruk. Bisa-bisa si prospek malah bercerita, “Eh kamu kalau beli produk A jangan sama si C deh. Orang itu bla bla bla… Jangan-jangan ntar malah kamu dibohongi!” Nah, kalau sudah begini siapa yang repot coba.

Jangan main-main dengan pelanggan Anda. Berikan mereka pelayanan yang baik. Seperti kata tembok Joger,
Belanja tidak belanja tetap thank you!

Tidak ada komentar: